Membaca, Baca, Dan Baca
Selasa, Juli 24, 2012
By
Unknown
OPINION
0
Komentar
*Oleh Nanang Eko Saputro
Kalau
Ingin Tahu Ya Baca
Kalau Ingin Paham Ya Baca Dan Baca
Kalau Ingin Berpengetahuan Ya Baca, Baca, Dan Baca
Kalau Ingin Bisa Ya Baca, Baca, Baca, Dan Baca
Kalau Ingin Paham Ya Baca Dan Baca
Kalau Ingin Berpengetahuan Ya Baca, Baca, Dan Baca
Kalau Ingin Bisa Ya Baca, Baca, Baca, Dan Baca
Sumber
Gambar: reviyanto.blogspot.com
Jadi Penulis Cerpen Ya Baca
Jadi Penulis Berita Ya Baca Dan Baca
Jadi Penulis Novel Ya Baca, Baca, Dan Baca
Jadi Penulis Buku Ya Baca, Baca, Baca, Dan Baca
Jadi Siswa SD Ya Baca
Jadi Siswa SMP Ya Baca, Dan Baca
Jadi Siswa SMK / SMA Ya Baca, Baca, Dan Baca
Jadi Mahasiswaa Ya Baca, Baca, Baca Dan Baca
Jadi Guru Ya Baca
Jadi Dosen Ya Baca, Dan Baca
Jadi Profesor Ya Baca, Baca, Dan Baca
Jadi Insinyur Ya Baca, Baca, Baca, Dan Baca
Jadi Kepala Desa Ya Baca
Jadi Walikota Harus Ya Dan Baca
Jadi Gubernur Ya Baca, Baca, Dan Baca
Jadi Presiden Ya Baca, Baca, Baca, Dan Baca
Bacalah Apa Yang Bisa Kamu Baca
Bacalah Apa Yang Kamu Suka
Bacalah Apa Yang Kamu Ingin Bisa
Bacalah Semua, Bacalah, Baca, Baca, Dan Baca
Tak
peduli tua atau muda, guru atau siswa, dosen atau mahasiswa, presiden sampai
kepala desa, semuanya pasti butuh yang akan namanya membaca. Tidak lain adalah
untuk meningkatkan pengetahuan dan pola piker yang dimiliki masing-masing,
serta untuk menunjukkan eksistensi jati diri mereka yang sesungguhnya. Maka
kesemua komponen dan elemen tersebut seolah-olah terikat dengan aktivitas
membaca.
Ayolah sekarang saatnya merubah mindset atau cara berfikir yang dimiliki
mengenai hal yang sepele saja. Tanyakan ke hati nurani masing-masing, karena
hati nurani tidak akan pernah berbohong, sebab hati nurani itu dilahirkan
secara fitrah masih dalam keadaan suci maka tidak mungkin akan membodohi sang
pemilik hati nurani, kecuali hati nurani telah dilatih dan diajak konsolidasi dalam menjalankan kekotoran dan kebohongan
yang sebenarnya ditentang keras, ditolak, maupun diboikot oleh hati nurani itu
sendiri.
Jan-jane membaca
itu apa, apakah sebuah paksaan, sebuah keharusan, ataukah sebuah kebutuhan,
yang bisa menjawab hati nurani dan pasti jawabannya sangat akurat ketimbang
lisan yang menjawab.
Jan-jane membaca
itu buat apa, apakah untuk diri sendiri, untuk orang tua, untuk teman, ataukah
untuk tetangga, yang bisa menjwab ya hati nurani dan pasti jawabannya valid ketimbang mulut yang mengucap.
Jan-jane membaca
itu manfaatnya apa, apakah bisa digunakan untuk menjadi kepala desa, bupati,
ataukah menjadi sekelas gubernur maupun sekaliber presiden, yang mampu dan
dapat menjawab adalah hati nurani, karena hati nurani mengerti akan kemampuan
sang pemiliknya, seberapa cerdas pemikirannya, seberapa luas pengetahuannya,
dan cocok menjabat sebagai apa.
jan-jane yang mau dibaca itu apa, apakah
tentang social, politik, budaya, ataukah lebih merujuk terhadap bacaan-bacaan
guna pengembangan diri, yang patut menjawab ya hati nurani, sebab hati nurani
mampu meyesuaikan dan memilih ilmu pengetahuan apa yang dibutuhkan jiwa ini
sebagai makanan qolbu serta hati
nurani mampu menyesuaikan posisinya dengan keadaan zaman yang update saat ini, maka percalayah
terhadap bisikan hati nurani.
Iqro’ (bacalah).
Ibarat kalau lapar berarti ya harus makan, kalau haus ya musti minum. Segala sesuatu
pasti memiliki hubungan sebab akibat, ada keterkaitan satu hal dengan hal yang
lain. Iqro’ (bacalah). Bak tinta yang
kadarnya sebanyak air laut, mustahil untuk dapat menuliskan ilmu pengetahuan
yang sedemikan banyak dan komplek, baik
itu ilmu dunia maupun ilmu akherat. Iqro’
(bacalah). Umur yang diberikan Tuhan pun tak akan cukup untuk mempelajari
ilmu pengetahuan yang tidak bisa dituliskan oleh tinta air laut tadi secara
keseluruhan dan mendetail.
Membaca,
baca, dan baca adalah modal awal untuk menjadikan diri kita ini ada, menjadikan
diri ini berpengetahuan, menjadikan diri ini sadar akan tujuan hidup,
menjadikan diri ini sebagai orang yang pandai besyukur atas segala anugerah
yang telah diterima dari sang pencipta. Ketika lapar, makanan utamanya adalah
membaca, karena yang lapar sebenarnya adalah hati nurani dan kepuasan jiwa.
Ketika haus, minuman pembukanya adalah membaca, karena yang haus sebenarnya
adalah akal dan pikiran yang sudah sering kali terkuras dan terkotori untuk
pemikiran-pemikiran duniawi.
Maka
berterimakasihlah mereka yang pandai membaca, sebab sudah diberikan kesempatan
oleh sang pencipta untuk makan dan minum ilmu pengetahuan yang sudah disediakan
dan didekatkan ilmu pengetahuan tersebut kepada mereka.
Sudah
tahu kan? Sudah paham kan? Sudah berpengetahuan kan? Sudah bisa kan? Ya semua
itu karena “Membaca, Baca, Dan Baca”.
Buatlah
hidup cinta membaca. Lalu lihat apa yang terjadi.
*Penulis adalah Mahasiswa Fakultas Teknik
Universitas Negeri Malang
0 Komentar:
Posting Komentar