Membaca, Baca, Dan Baca

*Oleh Nanang Eko Saputro


Kalau Ingin Tahu Ya Baca
Kalau Ingin Paham Ya Baca Dan Baca
Kalau Ingin Berpengetahuan Ya Baca, Baca, Dan Baca
Kalau Ingin Bisa Ya  Baca, Baca, Baca, Dan Baca


Sumber Gambar: reviyanto.blogspot.com


Jadi Penulis Cerpen Ya Baca
Jadi Penulis Berita Ya Baca Dan Baca
Jadi Penulis Novel Ya Baca, Baca, Dan Baca
Jadi Penulis Buku Ya  Baca, Baca, Baca, Dan Baca

Jadi Siswa SD Ya Baca
Jadi Siswa SMP Ya Baca, Dan Baca
Jadi Siswa SMK / SMA Ya Baca, Baca, Dan Baca
Jadi Mahasiswaa Ya Baca, Baca, Baca Dan Baca

Jadi Guru Ya Baca
Jadi Dosen Ya Baca, Dan Baca
Jadi Profesor Ya Baca, Baca, Dan Baca
Jadi Insinyur  Ya Baca, Baca, Baca, Dan Baca

Jadi Kepala Desa Ya Baca
Jadi Walikota Harus Ya Dan Baca
Jadi Gubernur Ya Baca, Baca, Dan Baca
Jadi Presiden Ya Baca, Baca, Baca, Dan Baca

Bacalah Apa Yang Bisa Kamu Baca
Bacalah Apa Yang Kamu Suka
Bacalah Apa Yang Kamu Ingin Bisa
Bacalah Semua, Bacalah, Baca, Baca, Dan Baca


Tak peduli tua atau muda, guru atau siswa, dosen atau mahasiswa, presiden sampai kepala desa, semuanya pasti butuh yang akan namanya membaca. Tidak lain adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan pola piker yang dimiliki masing-masing, serta untuk menunjukkan eksistensi jati diri mereka yang sesungguhnya. Maka kesemua komponen dan elemen tersebut seolah-olah terikat dengan aktivitas membaca.

 Ayolah sekarang saatnya merubah mindset atau cara berfikir yang dimiliki mengenai hal yang sepele saja. Tanyakan ke hati nurani masing-masing, karena hati nurani tidak akan pernah berbohong, sebab hati nurani itu dilahirkan secara fitrah masih dalam keadaan suci maka tidak mungkin akan membodohi sang pemilik hati nurani, kecuali hati nurani telah dilatih dan diajak konsolidasi  dalam menjalankan kekotoran dan kebohongan yang sebenarnya ditentang keras, ditolak, maupun diboikot oleh hati nurani itu sendiri.

Jan-jane membaca itu apa, apakah sebuah paksaan, sebuah keharusan, ataukah sebuah kebutuhan, yang bisa menjawab hati nurani dan pasti jawabannya sangat akurat ketimbang lisan yang menjawab.

Jan-jane membaca itu buat apa, apakah untuk diri sendiri, untuk orang tua, untuk teman, ataukah untuk tetangga, yang bisa menjwab ya hati nurani dan pasti jawabannya valid ketimbang mulut yang mengucap.

Jan-jane membaca itu manfaatnya apa, apakah bisa digunakan untuk menjadi kepala desa, bupati, ataukah menjadi sekelas gubernur maupun sekaliber presiden, yang mampu dan dapat menjawab adalah hati nurani, karena hati nurani mengerti akan kemampuan sang pemiliknya, seberapa cerdas pemikirannya, seberapa luas pengetahuannya, dan cocok menjabat sebagai apa.

­jan-jane yang mau dibaca itu apa, apakah tentang social, politik, budaya, ataukah lebih merujuk terhadap bacaan-bacaan guna pengembangan diri, yang patut menjawab ya hati nurani, sebab hati nurani mampu meyesuaikan dan memilih ilmu pengetahuan apa yang dibutuhkan jiwa ini sebagai makanan qolbu serta hati nurani mampu menyesuaikan posisinya dengan keadaan zaman yang update saat ini, maka percalayah terhadap bisikan hati nurani.

Iqro’ (bacalah). Ibarat kalau lapar berarti ya harus makan, kalau haus ya musti minum. Segala sesuatu pasti memiliki hubungan sebab akibat, ada keterkaitan satu hal dengan hal yang lain. Iqro’ (bacalah). Bak tinta yang kadarnya sebanyak air laut, mustahil untuk dapat menuliskan ilmu pengetahuan yang sedemikan banyak dan komplek, baik itu ilmu dunia maupun ilmu akherat. Iqro’ (bacalah). Umur yang diberikan Tuhan pun tak akan cukup untuk mempelajari ilmu pengetahuan yang tidak bisa dituliskan oleh tinta air laut tadi secara keseluruhan dan mendetail.

Membaca, baca, dan baca adalah modal awal untuk menjadikan diri kita ini ada, menjadikan diri ini berpengetahuan, menjadikan diri ini sadar akan tujuan hidup, menjadikan diri ini sebagai orang yang pandai besyukur atas segala anugerah yang telah diterima dari sang pencipta. Ketika lapar, makanan utamanya adalah membaca, karena yang lapar sebenarnya adalah hati nurani dan kepuasan jiwa. Ketika haus, minuman pembukanya adalah membaca, karena yang haus sebenarnya adalah akal dan pikiran yang sudah sering kali terkuras dan terkotori untuk pemikiran-pemikiran duniawi.

Maka berterimakasihlah mereka yang pandai membaca, sebab sudah diberikan kesempatan oleh sang pencipta untuk makan dan minum ilmu pengetahuan yang sudah disediakan dan didekatkan ilmu pengetahuan tersebut kepada mereka.

Sudah tahu kan? Sudah paham kan? Sudah berpengetahuan kan? Sudah bisa kan? Ya semua itu karena “Membaca, Baca, Dan Baca”.

Buatlah hidup cinta membaca. Lalu lihat apa yang terjadi.


*Penulis adalah Mahasiswa Fakultas Teknik
Universitas Negeri Malang

0 Komentar: