Terimakasih Tuhan
Sabtu, Juli 28, 2012
By
Unknown
OPINION
0
Komentar
*Oleh : Nanang Eko Saputro
Sumber Gambar : planetkentir.blogspot.com
Atas
bumi, langit, air, udara, dan seluruh benda yang ada di jagad raya ini,
meskipun lama kelamaan akan rusak oleh perbuatan dan keserakahan manusia. Bumi
yang diperuntukkan untuk basecamp manusia
sang pemilik hawa nafsu, akal, dan pikiran yang sewaktu-waktu akan mengancam
eksistensi dari bumi itu sendiri. Langit megah sebagai atap tanpa tiang untuk meneduhi
bahkan melidungi manusia yang suatu saat akan terobohkan oleh ketamakan manusia
itu sendiri. Udara yang begitu melimpah ruah yang kadang sering lupa disyukuri
yang dibutuhkan oleh seluruh maklhuk hidup untuk survive, sampai-sampai seluruh tumbuhan berdzikir menyebut nama-Mu.
Terimakasih tuhan.
Atas
kesempatan yang Engkau berikan untuk hidup di dunia ini sebagai khalifah Fil Ard, meskipun hanya sebatas mampir ngombe dan entah mungkin apakah
masih bisa menjadi hamba-Mu yang setia serta tulus berada di koridor jalan-Mu
setelah sekian lama Engkau berikan kasih sayang-Mu berupa cobaan harta, tahta,
dan kekuasaan. Terimakasih Tuhan.
Atas
nafas yang Engkau tiupkan ketika masih berada dalam kandungan, tatkala hamba
lahir di dunia, hamba menangis mengeluarkan tetesan air mata. Entah apakah itu
pertanda hamba mengucap rasa syukur kepada-Mu ataukah malah sebaliknya hamba
takut akan kehidupan yang sewaktu-waktu bisa mengarahkan hamba kepada jurang
kemunafikan dan segala sesuatu yang tak Engkau ridhoi. Terimakasih Tuhan.
Atas
Ibu dan Bapak yang Engkau jadikan sebagai pelindung dan pembimbing yang selama
ini telah susah payah merawat dan mendidik hamba-Mu. Dari buaian hingga entah
sampai kapan mampu bertahan, walaupun lidah juga pernah menyakiti hati beliau
yang mulia. Sungguh tanpa Ibu dan Bapak, hamba-Mu tak dapat melangkah sejauh
ini seperti yang Engkau kehendaki, tak mampu mengerti akan yang namanya kasih saying
seorang orang tua. Terimakasih Tuhan.
Atas
hati nurani, akal, dan pikiran yang Engkau percayakan kepada hamba-Mu untuk
mengimplementasikannya dalam kehidupan serta merepresentasikan jati diri
hamba-Mu, sehingga dapat digunakan untuk menjaga hati, lidah, dan mulut ini sebagai
mana mestinya. Hati nurani yang tak dapat berbohong tentang rasa sakit atas apa
yang hamba-Mu alami dan terima dari orang-orang sekitar yang tidak suka. Akal
yang selama ini terus berdialektika dengan kondisi yang tidak diharapkan.
Pikiran yang selalu terbebani oleh semua yang menusuk hati dan selalu
mencari-cari jalan keluar atas cobaan yang Engkau berikan. Semuanya adalah kehendak-Mu yang mulia, yang
belum hamba-Mu tau dan mengerti akan maksud dan tujuan-Mu menganugerahkan hal
tersbut. Terimakasih Tuhan.
Atas
pendidikan yang Engkau berikan serta Engkau mudahkan jalan hamba-Mu untuk
mendapatkan dan mengenyam proses ke-intelektual-an tersebut. Pendidikan yang
mampu mendekatkan hamba-Mu kepada-Mu, pendidikan yang memberitahu siapa sesungguhnya
Engkau, pendidikan yang menjelaskan akan segala kebesaran-Mu, pendidikan yang
mampu meningkatkan ke-intelektual-an akan makna dan tujuan hidup. Terimakasih
Tuhan.
Atas
pertolongan-pertolongan-Mu yang membantu hamba-Mu untuk bisa menjadi seperti sekarang.
Pertolongan yang tanpa hamba-Mu sadari akan mengantarkan kepada sesuatu yang Engkau
ridhoi. Pertolongan yang membuat
hamba-Mu terus berusaha akan keinginan yang dicita-citakan selama ini. Pertolongan
yang membuat hamba-Mu semakin percaya akan keberadaan-Mu, pesan-pesan-Mu,
janji-janji-Mu dan hikmah dibaik segala peristiwa yang Engkau kehendaki. Terimakasih
Tuhan
Penulis adalah Mahasiswa Fakultas Teknik
Universitas Negeri Malang
0 Komentar:
Posting Komentar